Jumat, 24 Januari 2014

Kanker Serviks / Leher Rahim

kanker leher rahim
 
Kanker leher rahim
Kanker serviks atau sering juga disebut kanker mulut rahim merupakan kanker yang menyerang kaum wanita dan jumlah penderitanya meningkat beberapa tahun belakangan. 



Penyebab Kanker Leher Rahim



Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus)
 
 
•Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang    dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai "The Silent Killer".


•Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit tanda gejala dari kanker ini. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk infeksi HPV.
Cara Penularan
- Hubungan Seksual
- Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini.


•Risiko menderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan.
Cara Mendeteksi 
- Pap smear
Metode tes Pap smear yang umum yaitu dokter menggunakan pengerik atau sikat
untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel
tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes itu dapat menyingkapkan apakah ada
infeksi, radang, atau sel-sel abnormal.
 
 

Kamis, 23 Januari 2014

Informasi Dasar HIV/AIDS

Kasus HIV & AIDS



- Kasus HIV meningkat dari tahun ke tahun, s/d bulan Juni 2007 ada 14.623 kasus (KPAN 2007)
- Kasus HIV di DIY s/d bulan Oktober 2007 ada 455 kasus. (KPAD Yogyakarta 2007)

 
A  : Acquired, berarti diperoleh/didapat

I  : Immuno, berarti kekebalan tubuh

D  : Deficiency, berarti kekurangan

S  : Syndrome, berarti kumpulan gejala

AIDS adalah sekumpulan tanda & gejala penyakit akibat hilangnya/menurunnya kekebalan tubuh.(karena infeksi lanjut HIV)


MEDIA PENULARAN HIV
- Cairan Sperma
- Cairan Vagina
- Darah
- ASI

Bagaimana Kita bisa Tertular..
Kita bisa tertular dari siapapun yang ditubuhnya ada HIV, misalnya:

- Berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom

- Memakai jarum suntik bergantian dengan orang yang terinfeksi

- Terlahir dari ibu yg terinfeksi, atau disusui oleh ibu yang terinfeksi

- Transfusi Darah yang tercemar HIV


Periode Jendela….(window periode)
- Gejala infeksi muncul seperti flu ketika virus masuk, gejala ini bisa hilang tanpa diobati
  Sehingga kebanyakan.
- orang menganggapnya sebagai flu biasa.....
- Kalau di tes hasilnya negatif. 
- Sudah bisa menularkan ke orang lain.
Setelah itu….
- Orang yang terinfeksi akan tetap hidup sehat selama bertahun-tahun (tergantung gaya hidup).
- Bisa hidup 2-10 tahun .
Apa yang diukur….? 
- Dengan menghitung sel CD4

- Orang sehat mempunyai kadar CD4 antara 500 sampai 1500

- Tahap AIDS CD4 < 200

- Muncul infeksi oportunistik







Infeksi Oportunistik = Fase AIDS 
INFEKSI YANG MENYERTAI ORANG HIV POSITIF, DISEBABKAN KARENA BEBERAPA
KUMPULAN PENYAKIT, AKIBAT TURUNNYA SISTEM KEKEBALAN TUBUH YANG SANGAT
DRASTIS.
Terdapat beberapa penyakit yang sering ditemukan pada orang yang terinfeksi HIV, misalnya:
Kandidiasis, Virus sitomegalia (CMV), PCP – Pneumonia pneumocystis carinni (infeksi paru),
Kanker Kulit (Sarkoma kaposi)

NAPZA

Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif


NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,psikis, dan fungsi sosialnya krn trjd kebiasaan, ketagihan, dan ketergantungan.

Jenis NAPZA yang disalahgunakan
1. Narkotika
adalah zat atau obat yang dpt menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
morfin, heroin, petidin, ganja/ kanabis dll
2. Psikotropika
adalah zat atau obat yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
ekstasi, shabu, amfetamin dll
3. Zat adiktif lainnya
adalah bahan/ zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut narkotika dan psikotropika, meliputi:
- minuman beralkohol (whiskey, vodca, manson house, TKW dll)
- Inhalansia (gas yg dihirup)
lem, thinner, nail remover, bensin
PENGGUNAAN NAPZA
Diperlukan untuk dunia pengobatan/Medik
Penggunaan diatur oleh UU RI tentang Narkotika dan Psikotropika
Morfin sebagai anti nyeri yang kuat penggunaannya hanya untuk kepentingan medik dan diatur dengan Pedoman Penggunaan Morfin yang dikeluarkan Depkes

Penyalahgunaan dan Ketergantungan
Penyalahgunaan NAPZA
Penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA scr berkala atau teratur di luar indikasi medis, shg menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial.

Ketergantungan NAPZA
Keadaan dimana tlh terjadi ketergantungan fisik dan psikis, shg tubuh memerlukan jumlah NAPZA yg makin bertambah(toleransi)

POLA PENGGUNAAN NAPZA
Pengaruh dan Akibat Penyalahgunaan NAPZA
Bergantung pd beberapa faktor, yaitu:
- Jenis yg digunakan
- Jumlah atau dosis yg dipakai
- Frekuensi pemakaian
Cara pemakaian
Beberapa NAPZA yg digunakan bersamaan.
Kondisi fisik pemakai
A. Pengaruh terhadap Susunan Saraf Pusat
- Gangguan daya ingat
- Gangguan perhatian
- Gangguan persepsi
- Gangguan motivasi
- Gangguan kendali diri
- Gejala yang muncul
Intoksikasi
- ganja: perasaan melambung, inkoherensi dan asosiasi longgar, bicara cepat, percaya diri meningkat, disorientasi, halusinasi, mual, diare, parestesi, pusing
- obat tidur dan alkohol: lepas kontrol, agresif, mudah tersinggung, dll
- stimulansia (amfetamin, ekstasi, shabu): denyut nadi meningkat, TD meningkat, mual, muntah, mulut kering, tidak bisa diam, gemetar
- opioid (heroin/ putauw, morfin): cadel, apatis, mengantuk, daya ingat terganggu, gerak lamban
Kelebihan dosis (over dosis):
- heroin/ putauw: penekanan sistem pernafasan, shg dpt berakibat kematian
- amfetamin (ekstasi, shabu): kematian akibat pecahnya pembuluh darah otak
Sindrom ketergantungan
- Ketergantungan Fisik, ditunjukkan dengan adanya toleransi dan atau gejala putus zat
- Ketergantungan Psikologis, adalah keadaan dimana adanya keinginan/ dorongan yang tak tertahankan (kompulsif) untuk menggunakan NAPZA.
B. Komplikasi Medik-psikiatri (Ko-morbiditas)
Gangguan tidur, gangguan fungsi seksual, cemas, depresi berat, pada penyalahguna heroin/ putaw
Paranoid, psikosis, depresi berat kadang-kadang percobaan bunuh diri, mania, agitasi, cemas sampai panik, keadaan ini dijumpai pada penyalahguna stimulansia
Gangguan psikotik, gangguan cemas, kehilangan motivasi, acuh tak acuh dan gangg daya ingat. Sering ditemukan pada penyalahguna ganja
Depresi, cemas sampai panik dan paranoid sering ditemukan pd penyalahgunaan alkohol dan sedatif hipnotika
c. Komplikasi Medik
Akibat pemakaian yang lama:
Opiat (heroin, putaw)
-Paru: bronkhopneumonia, edema paru
-Jantung: endokarditis
-Hepar: hepatitis C
-Penyakit menular seksual & HIV/AIDS
Kanabis (ganja, cimeng)
-Daya tahan tubuh turun ® mudah infeksi
-Kerusakan mukosa mulut ® hitam & kotor
-Radang saluran nafas kronis
Kokain
-Aritmia jantung
-Ulkus lambung
-Perforasi septum nasi
-Kerusakan paru
-Malnutrisi & anemia
Alkohol
-Sal.Cerna: tukak lambung, perdarahan usus, kanker
-Hepar: sirosis hepatis & kanker hati
Stimulansia (amfetamin, ekstasi, shabu)
-Perdarahan intrakranial
-Denyut jantung tidak teratur
-Malnutrisi & anemia
-Gangguan jiwa (depresi berat, psikosis, paranoid)
Inhalansia
-Toksis pada hepar, otak, paru, jantung & ginal
-Cepat lelah
-Kulit membiru
2.  Akibat pola hidup yang berubah:
Berkurangnya selera makan
Kurangnya perhatian terhadap mutu makanan & kebersihan diri ® kurang gizi, kurus, pucat, penyakit kulit & gigi berlubang
3. Akibat alat suntik & bahan pencampur yang tidak steril:
- Hepatitis
- Endokarditis
- HIV/AIDS
Infeksi kulit/abses pada bekas suntikan
Penanganan
Tujuan terapi:
- Penghentian total
- Pengurangan frekuensi & keparahan kekambuhan
- Perbaikan fungsi psikologis & adaptasi sosial
Macam terapi:
Detoksifikasi
-Tujuan: mengatasi sindrom putus zat ® tubuh bersih dari metabolit
metode:
1. Cold Turkey
2. Konvensional/simptomatik
3. Substitusi/pengganti
4. Rapid detox
Terapi rumatan
-Tujuan:
® mencegah/mengurangi terjadinya craving terhadap opioid
® mencegah relaps
® restrukturisasi kepribadian
® memperbaiki fungsi psikologi organ
-Cara:
® terapi psikofarmaka (naltrexon, metadon, buprenorfin)
® terapi perilaku
Terapi Rehabilitasi
-Tujuan:
® mempunyai motivasi kuat tidak pakai lagi
® mampu menolak tawaran
® menghilangkan rendah diri & kembali PD
® mampu mengelola waktu
® memperbaiki perilaku sehari-hari
® konsentrasi belajar/bekerja
® dapat diterima lingkungan
® dapat membawa diri
Terapi Pasca Rawat
-Tujuan: memperkecil kekambuhan

Source: http://kabauganteng.blogspot.com